terduduk lemas di depan monitor itu,
nafas begitu lemah hampir tak terasa
bayangan akan ekspresi wajahnya yang pucat
muncul dalam benak yang geram
aku ingin berlari
menarik jaketnya dan memeluknya kuat
seandainya saja aku dapat menghentikannya
mungkin hatinya tidak terasa sakit
perlahan mengulang membaca tulisan kejam itu
ya, tapi dia benar!
apa yang dia katakan benar, meski menyakitkan
kata kata yang sama yang ingin aku ucapkan
dadaku terasa sedikit sakit
kakiku keram
hujan turun
begtu deras
jika saja kata kata itu aku ucapkan,
mungkin kau akan sadar
lalu membenarkan, meski terasa sakit
namun akankah kau mengijinkannya?
dan ocehan lembut dari bibirku nanti adalah sebuah
permohonan..
bukan peringatan,
permohonan untuk tetap disini
bertahan di sini
diluar terasa dingin
aku ingin kau memelukku
menggenggam tanganmu,
sebuah harapan yang begitu kurang ajar
tanganku begitu kasar dan kotor untuk menyentuhmu
aku takut,
jika aku menyentuhmu, kau akan hancur
aku takut
aku mengulurkan tanganku menyentuh keristal bening itu
berjatuhan di depanku,
menghujam tangan ku,
menghukumku
setelah ini bolehkan aku memelukmu?
hujan menghukumku,
atas kesalahan yang tak aku mengerti..
terus tak henti
hingga kabut tebal menelanku
baju putihku carang dan kulitku terlihat
berjalan menuju sebuah lorong penuh keputusasaan
aku ingin berhenti, menghentikan waktu.
mengalir di seluruh tubuhku
rasa sakit yang tak tertahankan
aku ingin kau disini...
permintaanku yang menentang,
aku tak ingin maju,
namun, mundurpun aku tak bisa.
"kemarilah..."
"aku membutuhkanmu..."
aku melanggarnya, memanggil namamu
dengan suara serakku yang baru saja pecah
tiba tiba rantai besi yang mengikat kakiku terbelah
aku bebas..tidak!
rantailah aku lagi!!
aku tak ingin melarikan diri,
aku ingin terus disini..
dalam penjaramu..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar